1. Pengertian Kondom
Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang berbentuk
tabung tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan
dilengkapi kantung untuk menampung sperma. Kondom biasa digunakan ketika istri
sedang dalam masa subur. Biasanya para suami sudah mengetahui masa subur sang
istri dengan sistem kalender.
Kebanyakan kondom terbuat dari karet lateks tipis, tetapi ada
yang membuatnya dari jaringan hewan (usus kambing) atau plastik (polietilen).
Sekarang banyak jenis kondom yang berbeda dalam hal bentuk:
Ada yang ujungnya rata, ada juga yang ujungnya memiliki penampung untuk
penampung sperma. Pada saat ini yang banyak beredar di pasaran adalah bentuk
kondom yang memiliki bundaran kecil di ujungnya sebagai penampung sperma.
Kondom ada yang tidak tembus pandang, ada pula yang
transparan, dengan berbagai macam warna. Sekarang ini, Jenis transparan dengan
berbagai macam warna sesuai aroma adalah yang banyak beredar di pasaran.
Lubrikasi kondom ada yang menggunakan minyak silikon, Jelly, bedak atau yang kering.
Jelly dan bedak untuk saat ini jarang digunakan pada kondom yang beredar di
Indonesia.
Kondom memiliki ketebalan yang standar dan tipis. Biasanya
orang cenderung memilih yang sangat tipis untuk kenyamanan dalam pemakaian.
Kondom juga memiliki berbagi variasi permukaan, seperti hem, bergelombang,
tidak licin. Para produsen kondom lebih kreatif untuk menarik konsumen untuk
menggunakan kondom. Misalnya saja sekarang banyak beredar kondom yang
bergerigi, berulir dll. Hal ini betujuan untuk menambah sensasi dalam hubungan
suami istri yang menggunakan kondom.
Kondom yang beredar ada yang menggunakan spermicida, ada juga
yang tidak. Spermicida yang digunakan biasanya nonoxyne-9 atau menfegol.
Spermicida berfungsi untuk membunuh sperma. Penggunaan spermicida ini untuk
menambah efektifitas kondom sebagai alat kontrasepsi. Kondom akan menghalangi
sperma masuk ke dalam rahim, sehingga akan melindungi wanita dari kehamilan
yang tidak diinginkan, karena sel sperma dan sel telur tidak bertemu.
Kondom
dapat digunakan pada kondisi sebagai berikut:
a.
Bila
hubungan seksual dilakukan pada saat istri sedang dalam masa subur.Untuk
mengetahui masa subur wanita anda bisa menghitungnya menggunakan sistem
Kalender Masa Subur.
b.
Bila
istri tidak cocok dengan semua jenis alat/metode kontrasepsi.
c.
Setelah
vasektomi kondom perlu dipakai sampai enam minggu.
d.
Sementara
menunggu penggunaan metode/alat kontrasepsi lainnya.
e.
Bagi
calon peserta Pil KB yang sedang menunggu haid
f.
Apabila
lupa minum pil KB dalam jangka waktu lebih dari 36 jam.
g.
Apabila
salah satu dari pasangan suami istri menderita Penyakit Menular
Seksual termasuk HIV/AIDS
h.
Dalam
keadaan tidak ada kontrasepsi lain yang tersedia atau yang dipakai
pasangan suami istri
i.
Sementara
menunggu pencabutan implant/susuk KB/alat ontrasepsi bawah kulit, bila batas
pemakaian implant telah habis.
2.
Sejarah dan Asal
Usul Kondom
Kondom yang kita kenal sekarang sebagai salah salah satu alat
kontrasepsi pria ternyata telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Kondom diperkirakan
telah memiliki sejarah yang panjang dalam perannya sebagai "alat
pelindung".
Sekitar 1000 tahun sebelum masehi, orang Mesir kuno telah
menggunakan sarung pengaman untuk mencegah penyakit.
Penemuan lukisan pada dinding batu pada gua di Combrelles,
Perancis, menggambarkan manusia yang memakai kondom. Lukisan tersebut
diperkirakan berusia lebih kurang seabad sebelum masehi. Tetapi para ahli masih
sulit memastikan apa maksud lukisan itu, bagian upacara ritual atau hanya arus
mode belaka ?
Tahun 1500-an untuk pertama kali dipublikasikan deskripsi dan
percobaan alat pencegah penyakit berupa kondom di Italia. Ketika itu Gabrielle
Fallopius mengklaim menemukan kondom yang terbuat dari linen dan membuat uji
coba pada 1100 pria. Dari percobaan tersebut, tak satupun dari mereka yang
terinfeksi penyakit sifilis. Penemuan membuktikan bahwa kain linen itu
bermanfaat mencegah infeksi.
Tetapi di kemudian hari kondom dikenal sebagai pencegah
kehamilan. Hal itu diawali dari percobaan terhadap kain linen yang dibasahi
dengan cairan kimia tahun 1500-an. Ketika linen direndam dalam cairan kimia
kemudian dikeringkan dan dikenakan oleh pria, maka kain itu dapat mematikan
sperma.
Tonggak penting sejarah kondom dimulai sekitar tahun 1640,
berbarengan dengan mulai dikenalnya penyakit kelamin. Pertama-tama kondom
memang dipakai sebagai penangkal penyakit kelamin. Kondom pada saat itu masih
terbuat dari ikan atau usus binatang. Bekas- bekas kondom ditemukan di antara
fondasi reruntuhan Dudle Castle, dekat Birmingham, Inggris. Pada saat itu
timbul peperangan antara pengikut Oliver Cromwell dan prajurit-prajurit Raja
Charles I. Perang yang berlangsung lama itu juga melibatkan wanita-wanita PSK.
Akibatnya para prajurit pun tertular penyakit kelamin sehingga melemahkan gaya
gempur pasukan. Guna menanggulangi dan meredam penyakit kelamin ini, maka para
prajurit menggunakan pelindung.
Mulai saat itulah kondom dikenal luas di masyarakat. Nama
kondom diduga didapat dari nama seorang tabib kerajaan yang bernama Condom.
Oleh sang tabib, Raja Charles II dibuatkan "pelindung" yang berasal
dari jaringan tubuh binatang agar terhindar dari penyakit kelamin.
Versi lain menyebutkan, nama kondom berasal dari "dr
Condon" atau seseorang bernama Colonel Cundum. Sementara yang lain
menyebutkan kondom berasal dari bahasa latin, condon yang berarti wadah.
Pendapat inilah yang akhirnya disepakati sebagai asal dari istilah kondom.
Pada abad ke 18, Cassanova yang terkenal sebagai playboy
legendaris, juga mengenakan kondom. Namun pada saat itu, kondom yang dikenakan
oleh Cassanova masih terbuat dari kain linen. Riwayat kondom karet baru diawali
pada tahun 1839. Ketika itu Charles Goodyear menemukan cara vulkanisasi ban
mobil. Pada tahun 1844, hak paten kondom diperoleh oleh Charles Goodyear.Tahun
1894, Goodyear dan Hancock mulai memproduksi kondom secara massal terbuat dari
karet yang divulkanisasikan dengan membalikkan karet kasar ke elastisitas yang
kuat.
Tahun 1861, untuk pertama kalinya kondom dipublikasikan di
Amerika Serikat pada surat kabar The New York Times. Pemakaian secara luas
kondom yang terbuat dari lateks ini baru terjadi pada tahun 1930-an. Pada tahun
1935 sebanyak 1,5 juta kondom diproduksi setiap hari di Amerika Serikat.
Anehnya, meski telah tersedia kondom yang lebih nyaman, namun masih ada yang
tidak mau memakainya. Bahkan hingga 100 tahun kemudian, antara tahun 1940-an
sampai 1950-an masih dibuat kondom yang terbuat dari usus domba. Setelah
dipakai, kondom yang terbuat dari usus domba yang telah diawetkan ini tidak
langsung dibuang. Kondom tersebut dicuci kembali, dilumuri jelly, lalu disimpan
ke dalam kotak kayu. Jika diperlukan kembali, kondom dapat langsung dipakai.
Pada awal tahun 1900-an, perjalanan karier kondom sebagai
alat pelindung belumberjalan dengan mulus. Di Amerika Serikat, para aktivis
dari The American Social Hygiene Association mementang keras pemakaiannya.
Alasannya bahwa kalau seseorang berhubungan seks dengan PSK, maka wajar bila ia
tertular penyakit kelamin. Seorang petinggi militer Angkatan Laut berpendapat,
pemakai kondom hanya dilakukan oleh mereka yang amoral.
Meski demikian saat para pelaut dikirim ke medan perang,
kondom secara diam-diam dibagikan oleh asisten petinggi militer tersebut. Pada
tahun 1933 ternyata sang asisten tersebut terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat
dan memerintah selama 12 tahun sampai ia meninggal pada tahun 1945. Dia adalah
Franklin Delano Roosevelt.
Pamor kondom mulai meredup seusai perang dunia II. Pada akhir
1960-an terjadi revolusi perilaku seksual manusia, terutama di Amerika.
Hubungan seksual sebelum menikah dan di luar pernikahan makin terbuka,
khususnya pada kaum wanita. Mereka menuntut hak yang sama seperti kaum pria
yang bebas melakukan hubungan seksual dengan siapa saja. Akibatnya, para pria
lebih memlih berhubungan seks dengan wanita bukan PSK yang dianggap lebih
bersih, kKondom dianggap tidak diperlukan lagi. Pamor kondom semakin menurun
semenjak munculnya obat-obat atibiotik baru yangbisa menyembuhkan
penyakit-penyakit kelamin klasik seperti sipilis atau GO. Selain itu, dengan ditemukannya
alat-alat kontrasepsi baru yang lebih praktis dan nyaman, seperti IUD dan pil,
membuat orang lebih memilih mereka ketimbang kondom.
Pamor kondom sedikit membaik pada tahun 1980-an saat AIDS
mulai merebak ke segala penjuru dunia. Meskipun bukan satu-satunya cara, kondom
masih terbilang cara yang paling praktis dan gampang untuk mencegah penularan
HIV.
Pada tahun 1990-an mulai diperkenalkan kondom dengan warna
dan aroma yang berbeda-beda. Pada saat itu untuk pertama kalinya tersedia
kondom polyurethane. Pada tahun 1992 di Eropa, diperkenalkan kondom untuk
wanita yang lebih dikenal dengan femidom.
Dari fakta-fakta sejarah di atas, maka jelaslah bahwa kondom
telah sejak lama di kenal oleh manusia sebagai alat kontrasepsi. Seiring dengan
berkembangnya teknologi, proses pembuatan kondom menghasilkan kondom yang lebih
kuat, lebih tipis, lebih lentur saat dipakai sehingga para pengguna kondom
tidak hanya dapat merasa aman tetapi juga merasa nyaman.
3. Jenis-Jenis
Kondom
a. Kondom
Pria
1. Kondom Musik
Kondom
ini dilengkapi dengan miniatur speaker dan sensor gerak yang ditanam pada
bagian ujungnya. Kondom ini akan mengeluarkan musik secara otomatis selama
pengguna melakukan hubungan seksual. Volume musik tergantung pada intensitas
gerakan dan posisi coitus. Keterbatasan kondom ini adalah kualitas suara yang
rendah, mirip dengan nada monophonik ponsel. Dalam sebuah pengujian,
menunjukkan tidak ada bahaya sengatan listrik bagi penggunanya.
2.
Kondom Glow in the Dark
Love
Light adalah kondom fosfor yang bisa memendarkan cahaya dalam suasana gelap.
Agar bersinar saat digunakan dalam gelap, kondom ini perlu mendapatkan cahaya
selama 30 detik. Kekuatan sinar kondom bisa bertahan selama 15 menit. Namun,
pijaran ekornya bisa bertahan selama berjam-jam.
3.
Kondom Whisky
Kondom
ini memiliki aroma mirip whisky tanpa mengandung minuman keras, dan tidak
mempengaruhi rasanya.
4.
Kondom Penggaris
Kondom
bernama ‘Condometricis’ ini bisa digunakan untuk mengukur panjang alat vital
pria. Kondom dilengkapi angka-angka pengukur seperti penggaris. Condometric
adalah profilaksis pertama, yang bisa mengukur dan menunjukkan panjang alat
vital pria, serta membantu menunjukkan ukuran yang sebenarnya.
4. Kondom
Wanita
Kondom
wanita adalah kondom yang dirancang khusus untuk digunakan oleh perempuan yang
berbentuk tabung silinder yang dimasukkan ke dalam alat kelamin atau kemaluan
wanita. Kondom ini memiliki dua ujung, di mana ujung yang satu yang dimasukkan
ke arah rahim tertutup dengan busa untuk menyerap sperma dan ujung yang lain ke
arah luar terbuka.
Bahan
kondom terbuat dari polyurethane atau latex dengan dua buah cincin pada
masing-masing ujungnya yang berfungsi sebagai rangka. Agar tidak terasa sakit
sebaiknya si cewek saja yang memakaikan kondom untuk dirinya sendiri, sedangkan
yang pria melihat saja.
Cara kerja
kondom wanita sama dengan cara kondom
lelaki, yaitu mencegah sperma masuk ke
dalam alat reproduksi wanita. Manfaat, keterbatasan maupun efek samping yang
ditimbulkan kondom wanita, hampir sama dengan kondom
lelaki. Tingkat efektifitas kondom wanita akan tinggi, apabila cara
menggunakannya benar.
Kondom
wanita memiliki desain yang pas untuk bentuk organ vital perempuan yang lebih
nyaman dipakai daripada kondom laki-laki. Kondom ini memiliki panjang sekitar
17 cm dan diameter 6 hingga 7 cm. Harga kondom perempuan ini memang jauh lebih
mahal dibanding kondom lelaki yang bisa berkali-kali lipat. Walaupun demikian
kondom ini tidak bisa menjamin aman digunakan dan anti robek 100% karena bisa
saja sobek jika salah dalam penggunaan, kesalahan produksi pabrik, kadaluarsa,
dan lain sebagainya. Semakin banyak pilihan maka semakin sulit pula untuk
mengatakan tidak pada kondom. Kondom kini tidak hanya digunakan untuk pasangan
pranikah saja, namun juga oleh pasangan yang resmi menikah untuk mencari
alternatif dan sensasi yang berbeda.
Kondom wanita ini bisa digunakan untuk berbagai situasi dan kondisi dalam berhubungan
seks baik dalam keadaan menstruasi atau datang bulan dan menyusui atau baru
melahirkan. Namun tidak untuk digunakan pada wanita yang masih perawankarena
akan sangat menyakitkan karena akan merusak selaput dara kegadisan si wanita
tersebut.
Kondom
Anti Perkosaan
Kondom wanita anti-perkosaan adalah
penemuan Sonette Ehlers, seorang wanita dari Afrika
Selatan untuk mencegah tindak permerkosaan terhadap wanita. Pemerkosaan
dicegah dengan cara menjepit penis penyerang, melukai dan membuatnya
tidak berdaya.
Alat ini
berbentuk kantong dari latex yang diberi duri-duri logam
mikroskopis yang mengarah ke dalam, dan dipakai di dalam vagina seorang wanita
seperti layaknya sebuah tampon. Bila seorang pemerkosa berusaha
memperkosa wanita pemakai, penis pemerkosa akan terluka oleh duri mikroskopis
di dalam kondom tadi dan menyebabkan rasa sakit. Ini dianggap akan menyebabkan
sang pemerkosa mengurungkan niatnya untuk memerkosa dan memberikan waktu yang
memadai buat korban untuk melarikan diri.
Setelah itu, kondom akan tetap melekat pada tubuh si
penyerang dan hanya dapat dilepaskan dengan operasi kecil. Kondom wanita ini
juga akan berfungsi seperti kondom
wanita biasa, mencegah kehamilan dan penularan penyakit
menular.
Kondom ini diperkenalkan pada tanggal 31 Agustus
2005
di Afrika Selatan, di mana banyak kasus perkosaan terjadi. Produksi akan mulai
tahun berikutnya bila kritik dapat diredam. Sang penemu berharap produk ini
akan dipasarkan pada akhir 2006 dengan nama dagang Rapex
5. Cara
Penggunaan Kondom
a. Cara
Penggunaan Kondom Pria
1. Tekanlah
ujung kondom antara ibu jari dan jari telunjuk untuk mengeluarkan udara yang
terperangkap pada moncong kondom
2. Letakkan
kondom di atas penis dengan satu tangan dan menarik karet kondom ke bawah
dengan tangan lain. Bila penis tidak disirkumsisi (hitan) tarik kebelakang
terlebih dulu preputium (kulit yang membalut ujung penis)
3. Periksa
semua batang penis harus terbalut kondom sampai kepangkalnya. Setelah mencapai
klimaks (ejakulasi) segera keluarkan penis dari vagina.
6. Keuntungan
Dan Kerugian Penggunaan Kondom
a.
Keuntungan Penggunaan kondom
1)
Efektif
sebagai alat kontrasepsi bila dipakai dengan baik dan benar.
2)
Murah
dan mudah didapat tanpa resep dokter dan dapat didistribusikan oleh dan untuk
masyarakat (community based).
3)
Praktis
dan dapat dipakai sendiri
4)
Tidak
ada efek hormonal. Dapat mencegah kemungkinan penularan Penyakit Menular
Seksual termasuk HIV/AIDS, Mudah dibawa.
5)
Kondom
menggunakan pelicin/pelumas sehingga dapat menambah frekuensi hubungan seksual
dan secara psikologis menambah kenikmatan.
6)
Kondom
membantu suami yang mengalami ejakulasi dini.
7)
Adanya
jaminan pengawasan kualitas produksi bahwa produk layak dipasarkan.
8) Sebelum dipasarkan kondom harus
diuji di laboratorium dan harus memenuhi Standar Internasional yang ditetapkan
oleh ISO (International Organitation Standardization), CEN (Comitee European de
Normalization), dan ASTM (American Socienty for Testing and Materials).
9) Tersedia dalam berbagai ukuran
yang sesuai dengan alat kelamin pria. Tentu ini memudahkan siapapun yang
melakukan hubungan seksual karena bisa lebih fleksibel dalam memilih alat
kontrasepsi.
b.
kerugian menggunakan kondom
1). Menggunakan kondom saat melakukan
hubungan seksual bisa mengurangi sensasi dan rasa nikmatnya. Meski hal ini
termasuk ke dalam salah satu mitos, namun sebuah penelitian menunjukkan bahwa
hal itu termasuk benar karena pengaruh psikologis penggunanya.
2). Jika menggunakan kondom secara
tidak hati-hati, kondom bisa lepas dan copot. Keteledoran pengguna seperti ini
masih bisa tetap terjadi dan mengakibatkan kehamilan atau tertularnya penyakit
kelamin.
3). Bagi pengguna kondom yang
memiliki kulit sensitif bisa mengalami alergi akibat dari bahan kimia pembuatan
kondom yang berbahan lateks. Mengalami alergi di bagian sensitif tentu sangat
tidak nyaman.
7. Penyebab
Kegagalan Fungsi Kondom
a. Tidak Teliti
Banyak pria terlalu bersemangat untuk bercinta dengan pasangannya sehingga lupa
mengecek kondisi kondom yang akan dipakai. Meskipun baru, hendaknya kondom
tetap dicek apakah ada kerusakan. Bolong atau sobekan sekecil apapun, tetap
berisiko menyebabkan kehamilan. Selain itu buka kemasan kondom dengan sangat
hati-hati. Jangan menyobeknya dengan kasar atau menggunakan gigi.
b. Udara di Ujung
Kondom
Hal ini seringkali diabaikan para pria. Udara yang tertinggal di ujung kondom
akan membuat kondom rusak atau pecah saat ejakulasi. Pastikan ada celah di
ujungnya (tanpa udara) agar semen bisa terkumpul di situ dan tidak terjadi
kebocoran.
c. Menyimpan di Sembarang Tempat
Kondom harus disimpan di tempat yang kering dan sejuk. Menaruhnya di tempat
terlalu panas atau banyak terpapar sinar matahari bisa membuat fungsinya kurang
efektif dan mengering. Selain akan tidak nyaman digunakan, juga tidak aman
karena berisiko bocor.
d. Memakai Kondom Rasa
Sebaiknya pikir lagi jika ingin memakai kondom rasa saat bercinta. Hampir semua
kondom rasa mengandung gula yang bisa menyebabkan infeksi pada cairan vagina.
Di dalam Miss V terdapat sistem pelawan bakteri tapi jika sistem ini terpapar
zat kimia asing, kestabilannya bisa terganggu.
e. Tidak Mengecek Tanggal Kedaluwarsa
Sebelum memakai kondom, minta pasangan Anda untuk selalu memeriksa tanggal
kedaluwarsa. Kondom yang telah habis masa pakainya bisa berkurang kualitasnya.
f. Memakai Kondom di
Sisi yang Salah
Kesalahan yang aneh, tapi banyak pria mengalaminya. Memakai kondom terbalik
tidak hanya dilakukan oleh pria yang baru pertama kali berhubungan seks, tapi
juga mereka yang sudah melakukannya beberapa kali. Kondom tidak akan berfungsi
dengan semestinya apabila dipasang terbalik.
g. Memasang Kondom di Waktu yang Salah
Kondom harus dipasang di saat yang tepat. Jika dipakai sebelum penis benar-benar
ereksi, kondom akan mudah lepas dan akhirnya tidak berfungsi maksimal. Melepas
kondom setelah kehilangan ereksi juga berbahaya karena bisa membuat semen
keluar dari pangkal penis.
h. Mengabaikan Alergi
Kondom lateks bisa menyebabkan iritasi dan bengkak pada beberapa orang yang
alergi terhadap lateks atau bahan dari karet. Jika mengalami bengkak,
merah-merah dan gatal setelah memakai kondom lateks, sebaiknya segera
konsultasikan dokter untuk memastikan kemungkinan pasangan Anda punya alergi.
###Reproduced with permission of the copyright owner. Further
reproduction prohibited without permission###