Masalah Sosial
Budaya di Desa dan di Kota
Di susun oleh:
Asti Norma
(120200521)
Dosen Pembimbing :
Ratih Devi Alviana S.SiT
STIKES ALMA ATA
Jalan Ringroad
Baratdaya Nomor 1, Tamantirto
YOGYAKARTA
2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Urbanisasi
2.2 Faktor Penarik Terjadinya
Urbanisasi
2.3 Faktor Pendrorng
Terjadinya Urbanisasi
2.4 Urbanisasi bagi
Masyarakat Desa
2.5 Urbanisasi bagi
Masyarakat Kota
2.6 Strategi untuk Mengurangi
Urbanisasi
Bab III Penutup
3.1
Kesimpulan
3.2 Saran
Kata Pengantar
Puji Syukur
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ISBD
dengan lancar. Makalah ini dibuat untuk membantu mengetahui permasalahan yang
ada di desa maupun di kota .
Terima kasih kami ucapkan kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini dari awal sampai
akhir. Besar harapan kami agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
yang membaca makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya tentang adanya
ketidaksempurnaan dari makalah yang kami buat, sehingga kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bisa membangun demi perbaikan makalah
kami ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
hidayah-Nya kepada semua dan meridhoi terhadap makalah yang kami buat. Amin.
Yogyakarta , 13 November
2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Urbanisasi yang secara umum diketahui
masyarakat adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi dapat
menjadi masalah yang cukup serius bagi kita semua apabila pemerintah tidak
dapat mengatur dan memfasilitasi para kaum ‘Urban’ yang datang ke ibukota
dengan jumlah yang semakin meningkat tiap tahunnya. Persebaran penduduk yang
tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan
kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang
signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan,
fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain
sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan
keluarnya.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk pergi
ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat
dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan
ekonomi, dan lain sebagainya. Pengaruh ajakan dari tetangga yang sudah lebih
dahulu ber-urbanisasi dan juga kebutuhan ekonomi kebanyakan menjadi hal utama
yang berada di pikiran para kaum ‘Urban’.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam
bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk
urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik.
1.2. Rumusan Masalah
1. Pengertian dari Urbanisasi
2.Faktor yang menyebabkan
terjadinya urbanisasi
3. Perkembangan urbanisasi di masa kini
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan
penduduk dari desa
ke kota.
Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran
penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai
permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota
yang signifikan tanpa diduk. ung dan diimbangi dengan jumlah lapangan
pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan,
dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan
jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi
berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan
manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu
sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk.
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan
untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan
penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa,
seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan,
informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain
sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong,
memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk
yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau
sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan
urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
2.2
Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
1. Kehidupan
kota yang lebih modern
2. Sarana
dan prasarana kota lebih lengkap
3. Banyak
lapangan pekerjaan di kota
4. Pendidikan
sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
2.3
Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
1. Lahan
pertanian semakin sempit
2. Merasa
tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3. Menganggur
karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4. Terbatasnya
sarana dan prasarana di desa
5. Diusir
dari desa asal
6. Memiliki
impian kuat menjadi orang kaya
2.4
Urbanisasi bagi Masyarakat Desa
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004
disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dari
defenisi tersebut, sebetulnya desa merupakan bagian vital bagi keberadaan
bangsa Indonesia. Vital karena desa merupakan satuan terkecil dari bangsa ini
yang menunjukkan keragaman Indonesia. Selama ini terbukti keragaman tersebut
telah menjadi kekuatan penyokong bagi tegak dan eksisnya bangsa. Dengan
demikian penguatan desa menjadi hal yang tak bisa ditawar dan tak bisa
dipisahkan dari pembangunan bangsa ini secara menyeluruh.
➔ Dampak
positif urbanisasi bagi masyarakat desa
1. Memoderenisasikan
warga desa.
2. Menambah
pengetahuan warga desa.
3. Menjalin
kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah.
4. Mengimbangi
masyarakat kota dengan masyarakat desa.
5. Tingkat
kepdatan penduduk desa berkurang.
➔ Damapak
negatif urbanisasi bagi masyarakat desa
1. Desa
kekurangan SDM yang berkualitas karena banyak yang urbanisasi ke kota.
2. Desa
menjadi tertinggal/terbelakang.
3. Mengubah
perilaku orang yang berurbanisasi ketika ia kembali ke desa.
4. Kurangnya
pemanfaatan SDA di desa.
2.5
Urbanisasi bagi Masyarakat Kota
Seperti halnya desa, kota juga
mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli berikut
ini. Menurut Wirth, Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan
permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Max
Weber, Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian
besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal. Menurut Dwigth Sanderson, Kota ialah
tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih. Dari beberapa pendapat
secara umum dapat dikatakan kota mempunyai ciri-ciri mendasar yang sama.
Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu
dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
➔ Dampak
positif urbanisasi bagi masyarakat kota
1. Urbanisasi merupakan faktor penting dalam peningkatan
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan
2. Urbanisasi merupakan suatu cara untuk menyerap
pengetahuan dan kemajuan-kemajuan yang ada di kota
3. Urbanisasi yang menyebabkan terjadinya perkembangan kota,
selanjutnya memberikan getaran (resonansi) perkembangan bagi daerah-daerah
perdesaan sekitarnya.
➔ Dampak
negatif urbanisasi bagi masyarakat kota
1. Terbentuknya
suburb tempat-tempat pemukiman baru
dipinggiran kota
2. Makin
meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)
3. Masalah
perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
4. Lingkungan
hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal
2.6
Strategi Untuk Mengurangi Arus Urbanisasi
Berdasarkan analisis aspek
demografis secara umum masalah urbanisasi belum sampai pada kondisi kritis atau
menghawatirkan, akan tetapi bila dilihat dari segi kecepatannya maka semesti
pemerintah memperhatikan atau melakukan tindakan antisipasi sejak awal, oleh
karena itu perhatian pemerintah harus diarahkan pada bagaimana mengontrol atau
mengendalikan arus urbanisasi sedemikian rupa sehingga selalu berjalan serasi
dengan kemajuan di berbagai bidang pembangunan yang ada.
Menurut Todaro (1997:343-345) berpendapat bahwa adapun strategi yang tepat
untuk menanggulangi persoalan migrasi dan kaitannya dengan kesempatan kerja
secara komprehensif, adalah sebagai berikut :
•
Penciptaan keseimbangan
ekonomi yang memadai antara desa –
kota; keseimbangan kesempatan ekonomi yang lebih layak antara desa dan kota
merupakan suatu unsur penting yang tidak dapat dipisahkan
dalam strategi untuk menanggulangi masalah pengangguran di desa-desa
maupun di perkotaan, jadi dalam hal ini perlu ada titik berat pembangunan ke
sektor perdesaan.
•
Perluasan industri-industri kecil yang
padat karya; komposisi atau paduan output sangat mempengaruhi jangkauan
kesempatan kerja karena beberapa produk. Membutuhkan lebih banyak tenaga kerja
bagi tiap unit output dan tiap unit modal dari pada produk atau barang lainnya.
•
Penghapusan distorsi harga
faktor-faktor produksi; untuk meningkatkan kesempatan kerja dan
memperbaiki penggunaan sumber daya modal langka yang tersedia maka upaya untuk
menghilangkan distorsi harga faktor produksi, terutama melalui penghapusan
berbagai subsidi modal dan menghentikan pembakuan tingkat upah diatas harga
pasar.
•
Pemilihan teknologi produksi padat
karya yang tepat; salah satu faktor utama yang menghambat keberhasilan setiap
program penciptaan kesempatan kerja dalam jangka panjang baik pada sektor
industri di perkotaan maupun pada sektor pertanian diperdesaan adalah terlalu
besarnya kekaguman dan kepercayaan pemerintah dari negara-negara dunia ketiga
terhadap mesin-mesin dan aneka peralatan yang canggih (biasanya hemat tenaga
kerja) yang diimpor dari negara-negara maju.
•
Pengubahan keterkaitan langsung antara
pendidikan dan kesempatan kerja; munculnya fenomena “pengangguran
berpendidikan” dibanyak negara berkembang mengundang berbagai pertanyaan
tentang kelayakan pengembangan pendidikan khususnya pendidikan tinggi secara
besar-besaran yang terkadang kelewat berlebihan.
•
Pengurangan laju pertumbuhan penduduk
melalui upaya pengentasan kemiskinan absolut dan perbaikan distribusi pendapatan
yang disertai dengan penggalakan program keluarga berencana dan penyediaan
pelayanan kesehatan di daerah perdesaan.Selain itu dikena pula
pembangunan agropolitan yang dapat mendorong kegiatan sektor pertanian dan
sektor komplemennya di wilayah perdesaan. Untuk itu diharapkan adanya
kebijaksanaan desentralisasi, sehingga terjadi keseimbangan ekonomi secara
spasial antar wilayah perdesaan dengan kawasan perkotaan yang lebih baik dan
sekaligus mampu menyumbang pada pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Adapun komponen dari strategi pembangunan agropolitan,
antara lain :
•
Melakukan dan menggalakan kebijaksanaan
desentralisasi dan penentuan keputusan alokasi investasi dengan mempermudah
ijin-ijin kepada pihak swasta yang didelegasikan dari pusat kepada pemerintah
daerah dan lokal.
•
Meningkatnya partisipasi kelompok sasaran
dalam pembayaran sub-sub proyek untuk membangun rasa memiliki terhadap proyek
yang dibangun bersama mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Permaslahan akibat urbanisasi tidak
hanya terjadi dikota saja, melainkan tidak jauh beda dengan di desa, yang kita
sangka adalah tempat yang aman, tenang dan berakhlak (manusiawi), ternyata
telah tersusupi oleh kehidupan kota yang serba boleh dan bebas. Di satu pihak
masalah urbanisasi menjadi masalah serius bagi kota dan desa, karena masyarakat
desa yang berurbanisasi ke kota menjadi masyarakat marjinal dan bagi desa
pengaruh urbanisasi menjadikan sumber daya manusia yang produktif di desa
menjadi berkurang sehingga membuat
sebuah desa tak maju bahkan cenderung tertinggal.
3.2 Saran
Pembangunan wilayah perkotaan
seharusnya berbanding lurus dengan pengembangan wilayah desa yang berpengaruh
besar terhadap pembangunan kota. Masalah yang terjadi di kota tidak terlepas
karena adanya masalah yang terjadi di desa, kurangnya sumber daya manusia yang
produktif akibat urbanisasi menjadi masalah yang pokok untuk diselesaikan dan
anggapan yang sempit bahwa dengan mengadu nasib di kota maka kehidupan menjadi
bahagia dan sejahtera saat ini menjadi masalah serius. Namun, masalah itu tidak
akan menjadi masalah serius apabila pemerintah lebih fokus terhadap
perkembangan dan pembangunan desa tertinggal dengan membuka lapangan pekerjaan
di pedesaan sekaligus memberi investasi dari kota dan juga menerapkan desentralisasi
otonomi daerah yang memberikan keleluasaan kepada seluruh daerah untuk
mengembangkan potensinya menjadi lebih baik, sehingga kota dan desa saling
mendukung dalam segala aspek kehidupan.
###Reproduced with permission of the copyright owner. Further
reproduction prohibited without permission###
Tidak ada komentar:
Posting Komentar