Minggu, 19 Oktober 2014

Asuhan Kebidanan Komunitas Pada keluarga Tn. L dengan Gangguan Pola Makan pada Balita dan PHBS Keluarga


ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PADA KELUARGA TN. L DENGAN GANGGUAN POLA MAKAN PADA BALITA
DI DESA SUKARNO HATTA









Disusun oleh :
Asti Norma
(120200521)



PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILM KESEHATAN ALMA ATA
YOGYAKARTA
2014




KATA PENGANTAR

                                                                                                                                          
Puji syukur kami panjatkan kehadiratAllah  SWT atas segala taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan “Asuhan Kebidanan Komunitas Keluarga Pada Keluarga Tn. L Dengan PHBS Keluarga di Desa Soekarno Hatta ”.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyusun laporan ini tidak lepasdari bimbingan dan dukungan berbagai pihak yang diberikan kepada penulis. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada : Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu selama penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran yang bermanfaat guna perbaikan dan kesempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan.




Yogyakarta, Oktober 2014

      Penulis











BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan sekitarnya. Unsur-unsur  yang tercakup dalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, lingkungan, pengetahuan serta teknologi.
Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat secara optimal diperlukan peran serta masyarakat dan sumber daya masyarakat sebagai modal dalam pembangunan nasional, termasuk keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat.Dalam upaya mewujudkan kesehatan masyarakat terutama dalam mencegah angka kematian ibu dan anak pemerintah mencanangkan program safe motherhood yang berupa 6 pilar sebagai realisasi kerja, antara lain : pelayanan keluarga berencana, asuhan antenatal, persalinan bersih dan aman, pelayanan obsetrik neonatal, pelayanan kesehatan dasar, dan pelayanan kesehatan primer dengan memberdayakan wanita.
            Pada masa bayi dan balita merupakan masa pertumbuhan cepat dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fisik. Pada usia ini kondisi pertumbuhan anak sangat pesat sehingga membutuhkan zat gizi yang relative lebih tinggi dari orang dewasa. Disisi lain alat-alat pencernaannya belum berkembang sempurna karena itu pengaturan makan dn perencanaan menu harus dilakukan dengan hati-hati sesuai dengan kebutuan gizi dan kesehatan.
            Derajat kekurangan gizi pada anak adalah rendahnya tingkat pengkonsumsian makanan pokok yang dibutuhkan oleh tubuh. Sebagai alat bantu ukurnya yaitu KMS yang menunjukkan BB badan bayi tidak terdapat pada pita hijau.
            Masih adanya balita yang mengalami gizi buruk bisa diakibatkan karena faktor ekonomi keluarga yang secara tidak  langsung akan berdampak pada makanan apasaja yang mampu dikonsumsi sesuai denagn kemmpuan yang dimiliki keluarga tersebut, selain itu kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi juga mempengaruhi pola pemberain makanan pada bayinya.
            Proses tumbuh kembang pada bayi sangat dipengaruhi oleh asupan gizi yang didapat, apalagi masa 5 tahun pertama setelah anak lahir merupakan masa yang menentukan pembetukan fisik , psikis serta intelegensinya.
Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Dalam sebuah keluarga biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan kesehatan. Misalnya adalah keluarga Tn. L, di dalam keluarga ini terdapat dua masalah kesehatan yaitu  gizi  pada balita, dan  merokok.
Keluarga Tn. L terdiri dari lima anggota keluarga dengan permasalahan kesehatan yang terdapat pada anak balita, suami dan istri. Tn. L selaku kepala keluarga mempunyai kebiasaan merokok yang sangat berbahya bagi dirinya sendiri dan juga orang-orang di sekitarnya khususnya bagi sang istri dan anaknya yang baru berumur 2 tahun 9 bulan. Sedangkan anak Tn.L yang sejak bulan Agustus mengalami penurunan berat badan di bawah garis merah.
Dari masalah- masalah tersebut nantinya akan dipilih satu yang menjadi prioritas dan harus segera mendapatkan penanganan, di samping juga dua masalah lainya yang harus tetap dicari solusinya.

B.      Rumusan Masalah
            Asuhan Kebidanan Komunitas dalam konteks keluarga ini memiliki masalah yaitu:
1.      Kurangnya pengetahuan  keluarga tentang gizi  balita.
2.      Kurangnya pengetahuan keluarga tentang  PHBS terutama bahaya merokok.

C.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat dan sejahtera.
2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga Tn. L terutama ibu mengenai gizi balita sehingga berat badan balita bertambah.
b.      Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga Tn.L mengenai PHBS terutama  mengenai bahaya merokok..


D.    Manfaat
            Dari Asuhan Kebidanan dalam konteks keluarga kepada keluarga Tn.L bermanfaat untuk:
1. Bagi keluarga Tn. L
a.       Meningkatakan pengetahuan dan kesadaran keluarga dalam mewujudkan kelurga yang bahagia, sejahtera dan berkualitas.
a.       Meningkatkan kesehatan balita dan keluarga.
      2. Bagi mahasiswa
a.       Meningkatkan ketrampilan dalam kegiatan pelayanan kebidanan komunitas.
b.      Meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan pelayanan kebidanan komunitas.











BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Konsep Keluarga

1.      Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, dimana antara satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan, maka akan berpengarung terhadap anggota-anggota yang lain dan keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya (Effendi, 1998).

2. Bentuk Tipe Keluarga (Effendi, 1998)

a.       Keluarga inti (Nuclear Familly), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b.      Keluarga besar (ETtended Familly), adalah keluarga inti ditambah sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainnya.
c.       Keluarga berantai (Serial Familly), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d.      Keluarga duda/janda (Composite), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e.       Keluarga berkomposisi, adalah yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
f.       Keluarga kabitas (Cabitation), adalah dua orang yang menjadi satau tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

3.      Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
Pemegang kekuasaan keluarga menurut (Effendi, 1998):
a.       Patrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah.
b.      Matrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalah keluarga adalah pihak ibu.
c.       Equalitarian, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah            dan ibu.

4.      Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Menurut (Effendi, 1998) penaran dalam keluarga adalah:
a.       Peranan ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pecari nafkah, pendidik, pelindung, kepala keluarga, anggota dari kelompok sosialnya, anggota masyarakat dari lingkungannya.
b.      Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga, mengasuh dan pendidik, pelindung dari salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masnyarakat dari lingkungannya, pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c.       Peranan anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik fisik, mental maupun spiritial.

5.      Fungsi Keluarga

a.       Fungsi biologis
Untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi keluarga, memelihara dan merawat anggora keluarga.
b.      Fungsi psikologis
1)      Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2)      Memberikan kasih sayang diantara anggota keluarga.


c.       Fungsi sosial
1)      Membina sosialisasi pada anak.
2)      Membentuk norma tingkah laku sesuai tingkat perkembangan anak.

d.      Fungsi ekonomi
1)      Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2)      Mencari sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3)      Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.

e.       Fungsi Pendidikan
1)      Menyekolahkan anak untuk membekali pendidikan, ketrampilan dan membentuk perilaku sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
2)      Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang, memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3)      Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.

6.      Gambaran Keluarga Sehat
Gambaran keluarga sehat dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.       Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial.
b.      Cepat meminta bantuan tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan bila timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga.
c.       Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.
d.      Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.
e.       Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Seorang bidan yang bekerja di komuniti harus mengetahui data wilayah kerjanya, data tersebut mencakup komposisi keluarga, keadaan sosial, ekonomi, adat kebiasaan, kehidupan beragama, status kesehatan serta masalah ibu dan anak balita. Keberhasilan bidan yang bekerja dibidang komuniti tergantung pada peningkatan kesehatan ibu dan anak balita di wilayah kerjanya.
Sasaran umum kebidanan komunitas asalah ibu dan anak dalam keluarga. Menurut undang-undang no.12 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
Di dalam kesehatan keluarga, kesehatan istri mencakup kesehatan masa pra kehamilan, persalinan, pasca persalinan dan masa di luar masa kehamilan (masa interfal) serta persalinan. Upaya kesehatan ibu dan anak dilakukan melalui peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita dan masa pra sekolah.

B.     Konsep Manajemen Asuhan Keluarga

Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan manajemen yaitu suatu metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tndakan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Langkah-langkah kebidanan komunitas:
1.      Identifikasi  masalah
Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data berdasarkan sumber data, pengumpulan dilakukan secara langsung di masyarakat (data subyektif) dan secara tidak langsung (data obyektif).
Data subyektif didapat dari informasi yang langsung diterima dari masyarakat melalui wawancara. Data obyektif adalah data yang diperoleh dari hasil obserfasi pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan lingkungannya.
Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini adalah pengumplan data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.
2.      Data Desa
Data desa meliputi:
a.       Wilayah desa (Luas, keadaan geografi, jarak desa dan fasilitas kesehatan pemeriksaan).
b.      Penduduk (jumlah, komposisi penduduk, jumlah keluarga, mata pencaharian, pertumbuhan penduduk, dinamika penduduk).
c.       Status kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesaktan ibu, anak dan balita).
d.      Keadaan lingkungan (jumlah sarana air minum, jumlah jamban keluarga, pembuangan sampah dan kotoran, pembuangan tinja dan kondisi tinja).
e.       Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan perkapita, organisasi dari lembaga swadaya masyarakat yang ada, media komunikasi yang dimiliki masyarakat).
f.       Data keluarga
g.      Pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu ibu, bayi dan balita.
h.      Pemeriksaan lingkungan keluarga (rumah, pekarangan, pembuangan sampah dan kotoran).

3.      Analisa dan Perumusan Masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan ditetapkan masalah kesehatan lingkungan di komuniti.
a.   Analisis
Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan mencari kaitan satu dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai masalah, melalui proses analisis ditemukan jawaban tentang hubungan antara penyakit atau kasus kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya (perilaku). Pelayanan kesehatan serta faktor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
b.   Perumusan Masalah
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil analisi. Dalam rumusan masalah mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial.

4.    Rencana dan Tindakan
Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan serta penyebannya, maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan. Tindakan dilakukan berdasarkan rencana yang disusun:
a.   Rencana
Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan lingkungan di komunitas dapat dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan, dan evaluasi. Untuk pencapaian tujuan tersebut perlu ditetapkan sasaran, maka disusun rencana pelaksanaan.

Di dalam pelaksanaan mencakup:
1)    Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
2)    Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan pada keluarga.
Untuk mengetahui hasil suatu upaya, maka perlu ditentukan kriteria keberhasilan, kriteria ini ditetapkan di dalam rencana evaluasi tercakup:
1)    Tingkat kesehatan lingkungan.
2)    Frekuensi penyuluhan.
3)    Partisipasi keluarga dalam bentuk tindakan.
b.   Tindakan
Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap lingkungan kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi, maka perlu dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan perubahan dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi.
5.    Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Bila tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji kembali penyebabnya. Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul akibat keberhasilan tersebut.

C.    Konsep Permasalahan Keluarga

Setelah dilakukan pengkajian dan ditemukan permasalahan dalam keluarga Tn.L yaitu adanya penurunan BB pada anak Tn.L  yang masih berusia 18 bulan .BB badan pada balita yang baik adalah selalu naik sesuai dengan bertambahnya usia anak tersebut,dan misalkan ada penurrunan BB juga harusnya akan bisa naik di penimbangan berikutnya. Jika BB balita selalu mengalami penurunan ,apalagi jika sampai mencapai BGM maka perlu dilakukan tindakan khusus karena mungkin saja anak mengalami gizi buruk yang juga bisa di sebabkan oleh banyak faktor.






                           
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PADA KELUARGA TN. L DENGAN GANGGUAN POLA MAKAN PADA BALITA
DI DESA SUKARNO HATTA

RT                               :05/21                                      Nama Pewawancara     :Asti Norma
Dukuh dan Kelurahan : Rejowinangun Utara             Tanggal                       : 5/ 10/ 2014
Kecamatan                  : Magelang Tengah
Kabupaten                   : Magelang
NamaResponden         : 1. Tn. L
                                    2. Ny. S

STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA
1.      Struktur Keluarga
a.       Nama Kepala Keluarga: Tn. L
b.      Umur                           : 47 tahun
c.       JenisKelamin               : Laki-laki
d.      Agama                         : Islam
e.       Pendidikan                  : SMA
f.       Pekerjaan                     : Swasta
g.      Pendapatan                 : ± Rp. 17.000.000
h.      Alamat                         :Sukarno Hatta , Rejowinangun Utara, Magelang
i.        Suku/ Bangsa              : Jawa/ Indonesia



j.        Daftar Anggota Keluarga
Nama
Hub. Keluarga
L/ P
Goldar
Umur
Tahun
Pendapatan
Agama
Pekerjaan
IMUNISASI
BCG
HB
1,2,3
DPT
1,2,3
Polio
Campak
Tn. L
Suami
L
O
47 tahun
±Rp. 17.000.000
Islam
swasta





Ny. S
Istri
P
A
40 tahun
-
Islam
IRT





Nn. A
Anak
P
O
22 tahun
-
Islam
Mahasiswa





An. M
Anak
L
O
15 tahun
-
Islam
Pelajar





An. A
Anak
P
O
2 tahun
-
Islam
-

k.      TipeKeluarga   : Keluarga Inti

l.        Genogram       




2.      Sifat Keluarga
a.       Anggota keluarga yang berpengaruh dalam mengambil keputusan :
Suami
                                   
b.      Kebiasaan hidup sehari-hari
1)      Kebiasaan makan
a)      Waktu makan  :( teratur )                   
b)      Frekuensi makan:3 kali/hari
c)      Jenis makanan
·         Makanan pokok    : Nasi
·         Lauk pauk             : Tahu, tempe, ikan asin, ayam, telur
·         Sayuran                 : Bayam, kangkung, wortel, sawi,
·         Buah-buahan         : Pisang, Mangga, Jambu dll.
·         Susu                      : Selalu ada
·         Makanan tambahan/selingan: ada
Jika ada, sebutkan: Snack, Kue
d)     Cara pengolahan makanan
·         Memenuhi syarat makanan: belum sesuai
Karena, ibu dalam memasak sayur memasaknya terlalu matang dan suka berulang kali di panaskan, serta banyak menambahankan penyedap rasa terlalu banyak
·         Menu dalam seminggu        : Bervariasi
e)      Makan garam beryodium        : Ya
f)       Kebiasaan cuci tangan            :
·         Sebelum makan     :Ya,dengan air dan sabun
·         Sesudah makan     :Ya,dengan air dan sabun.
g)      Makanan pantangan dalam keluarga: Tidak ada
h)      Kebiasaan minum keluarga     :
1)      Jenis minuman: air putih, teh, susu dan kopi, jumlah ± 2000 cc/hari
Air putih± 1000 ccteh 500 ccsusu 250 cc        Kopi 250 cc
2)      Contoh menu keluarga            :
Nasi, sayur bening/ sop,ayam goreng, tumis, sayur santan, tahu, tempe, sambal, lalapan
3)      Sarana hiburan keluarga
a)      Ada,jenis               :TV, Radio.
4)      Tempat BAK dan BAB keluarga:
a)      Tempat BAB : WC
b)      Tempat BAK : WC
5)      Hygiene perorangan/ keluarga:
a)      Kebiasaan mandi   : 2 kali/ hari
b)      Kebiasaan Gosok Gigi : 2 kali/ hari
c)      Kebiasaan mencuci rambut:3 kali/ minggu
d)     Penggunaan alas kaki : ya ( sandal, sepatu)
6)      Kebiasaan Keluarga yang Merugikan ( merokok, berjudi, minum-minuman keras, dll )
No
Kebiasaan Yang Merugikan
Nama Anggota Keluarga
Alasan
Keterangan
1
Merokok
Suami
Sudah menjadi kebiasaan, kalo tidak merokok rasanya hambar



FAKTOR EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA DALAM KELUARGA
1.    Penghasilan
Penghasilan dalam satu bulan
a.    Ayah                              : ± Rp 17.000.000
b.    Ibu                                 :Rp -
c.    AnggotaKeluarga lain   :Rp
2.      Kegiatan Sosial Kemasyarakatan
a.      Kedudukan kepala keluarga (KK) dalam kemasyarakatan : warga biasa.
b.      Partisipasi keluargadalam kegiatan kemasyarakatan : aktif
3.      Kebiasaan dalam keluarga berkaitan dengan budaya : Ada ( Puputan, tujuh bulanan )
RIWAYAT KESEHATAN DALAM KELUARGA
1.      Riwayat kesehatan anggota keluarga (tiga bulan terakhir)
Tidak ada.
2.      Kebiasaan memeriksakan diri
a.       Waktu          : Saat sakit saja.
b.      Tempat         : Puskesmas/ Rumah Sakit.
c.       Alasan          : Karena menurut ibu jika tidak sakit, tidak memerlukan pemeriksaan kesehatan.
3.      Kesehatan ibu dan anak
a.       Keluarga Berencana
1)      Pasangan Usia Subur        : Ada
2)      Umur PUS                                    : 40 tahun
3)      Pernah  mendengar KB     : Ya
Sumber informasi lingkungan dan petugas kesehatan.
4)      Keikutsertaan KB
a)      Pernah

5)      Data Keluarga Berencana
No
Tahun Pasang
Metode
Oleh
Tahun Lepas
Oleh
Keterangan
1.
2013
KB Pil
Bidan
-
-
-























b.      Pemeriksaan Bayi dan Balita
1)      Mempunyai bayi                      : tidak
2)      Mempunyai balita                    : ya, 1 orang
3)      Pemeriksaan / kunjunganke     : Puskesmas / Rumah Sakit
Alasan    :  lebih dekat
4)      Pemeriksaan  dilakukan           : Saat imunisasi
5)      Frekuensi pemeriksaan            : hanya saat sakit dan imunisasi
6)      Mempunyai buku KIA            : ada
7)      Buku KIA di isi oleh               : petugas kesehatan
8)      Menimbang bayi                      : -
9)      Menimbang balita                    : dilakukan
10)  Berat badan balita hasil penimbangan di KMS :
Menurun sejak bulan Agustus, penurunan melewati batas garis merah.
11)  Status imunisasi
a)      Lengkap : Ya
b)      Tidak, alasan :-
12)  Status Gizi balita (berdasarkan buku KIA )         : T = Turun
13)  Status gizi  balita (berdasarkan buku KIA)          : Sedang.
14)  Pemberian tablet vitamin A
a)      Sudah :  2  kali
15)  Belum diberikan, alasan : -
16)  Jenis makanan yang dikonsumsi  balita setiap  hari : balita sulit makan hanya mau mngonsumsi susu kaleng.
17)  Pengadaan makanan untuk balita : memasak sendiri
Lengkap Sumber gizi akan tetapi dalam porsi  balita tidak memiliki nafsu makan yang cukup, sehingga asupan nutisinya  kurang.
18)  Pemberian makanan tambahan :
a)      Ada, jenis : bubur,susu, sayur, kacang hijau,roti
b)      Tidak
19)  Makanan pantang balita :
a)      Ada, jenisnya: -
b)      Tidak, alasan tidak ada pantangan makanan untuk balita.
20)  Pertumbuhan dan perkembangan (Tumbang)  balita :
a)      Tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita menurut ibu : Normal
b)      Ibu/keluarga mengetahui cara-cara menstimulasi dan mendeteksi dini Tumbang pada balita :Ya, caranya dengan rajin mengajak komunikasi pada anak, dan memperkenalkan alam sekitar kepada anak, dan memberi mainan yang dapat menstimulasi pertumbuhan anak seperti mainan gigit-gigitan, kerincingan.
c)      Informasi tentang stimulasi dan deteksi dini tumbang dari :
Media cetak,TV. Radio,Penyuluhan,dan Konseling Petugas Kesehatan
c.       Observasi balita :
Balita usia : 2-3 tahun
Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan selama paling sedikit dua hitungan atau meniru membuat garis lurus atau menyatakan keinginan paling sedikit dua kata atau menyat.kan keinginan BAK dan BAB.
d.      Hasil observasi perkembangan kemampuan balita:
Normal

PERUMUSAN MASALAH
No
Data
Masalah Kesehatan
1.
BB An. Lulu sejak bulan Agustrus  menurun melewati BGM.
Kekurangtahuan ibu tentang nutrisi balitanya dan kurangnya nafsu makan  balita.
2.
Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai PHBS terutama  bahaya merokok.
Kekurangtahuan keluarga Tn.L mengenai bahaya merokok, yaitu kebiasaan merokok dapat mengganggu kesehatan keluarga.






PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

            Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian terdapat beberapa masalah-masalah kesehatan yaitu:
a.       Kurangnya pengetahuan tentang gizi pada balita.
b.      Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok.

Masalah
kegiatan
Sifat
Masalah
Kemungkinan
Masalah dapat dirubah
Cara atasi
masalah
Dukungan
Sumber
Daya
Keterkaitan
dg program
pendidikan
Jumlah
Skor
Nutrisi Balita
4
3
3
4
3
17
Kebiasaan
merokok
3
3
4
2
3
15

Dari jumlah skor diatas maka urutan prioritas masalah adalah :
1.      Gizi balita
2.      Kebiasaan merokok

ANALISA DATA

            Keluarga Tn. L di Rejowinangun Utara dengan  masalah gizi balita, kurangnya pengetahuan  PHBS tentang merokok.

Masalah yang  bisa  muncul
1. Apabila ibu tidak mengetahuitentang kebutuhan nutrisi balita maka akan terjadi  kurang gizi bahkan bisa juga terjadi gizi buruk pada balita.
2. Racun dalam rokok dapat terisap oleh balita, dan akan berakibat fatal bagi kesehatan bayi dan anggota keluarga lain.

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA Tn.L                                
No
Masalah Kebidanan
Tujuan
Rencana Asuhan
Implementasi
Evaluasi
1.
Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai nutrisi balita
Setelah dilakukan konseling gizi balita diharapkan ibu mengerti akan kebutuhan gizi balitanya sehingga kasus kurang gizi pada anaknya dapat di perbaiki dan tidak terjadi gizi buruk
Tgl:3 Oktober 2014,jam 10.30
a.       Menjelaskan ibu tentang kebutuhan gizi balita
b.       
Tgl:3 Oktober 2014,jam 11.00 wib
a.        Menjelaskan pada ibu tentang kebutuhan gizi balita.
Tgl:3 Oktober 2014,jam 12.00 wib
a.    Ibu mengerti tentang kebutuhan gizi balita.
3.
Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai bahaya merokok.
Setelah dilakukan penyuluhan tentang bahaya merokok diharapkan keluarga sadar akan bahaya merokok.
Memberitahu keluarga mengenai zat yang terkandung di dalam rokok.
Menjelaskan mengenai bahaya merokok bagi tubuh perokok maupun orang di sekitarnya.
Keluarga mengerti dan mampu menjelaskan kembali tentang bahaya merokok




BAB IV
PEMBAHASAN

Keluarga Tn.L tinggal dirumah sendiri dengan kondisi rumah permanen dengan lantai keramik sampai dapur. Keluarga Tn.L merupakan kumpulan keluraga inti. Dalam keluarga Tn.L memiliki beberapa masalah yaitu mengenai kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi balita, kurangnya pengetahuan keluarga tentnag PHBS terutama bahaya merokok. Setelah dilakukan identifikasi masalah, lalu muncul masalah utama dalam keluarga Tn.L yaitu masalah kurangnya pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi balita,kemudian dilakukan beberapa tindakan untuk mengatasi salah satu dari masalah tersebut, yaitu dengan melakukan sosialisasi. Dan setelah dilakukan sosialiasasi, maka sekarang keluarga Tn.L terutama pada Ny. S sudah mengetahui mengenai apa itu gizi balita,apa saja makanan yang bergizi sehingga diharapkan nantinya dapat mengerti kebutuhan nutrisi pada balita dan memberikan edukasi kepada Tn. L bahayanya merokok didalam  rumah yaitu dapat membahayakan kesehatan keluarganya terutama kesehatan pada balita. Karena masalah gizi pada balita akan sangat berpengaruh apabila balita sakit karena sering terpapar asap rokok dari ayahnya. Setelah dilakukan edukasi Tn. L mengerti bahayanya merokok didalam rumah ataupun didekat anak dan istrinya.



















BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Asuhan kebidanan komunitas memfokoskan pemberian pelayanan pada setiap keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya. Bentuk pemberian pelayanan yang dilaksanakan adalah menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak. Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya bertujuan akhir untuk menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi. Dari berbagai penyuluhan yang telah dilakukan diharapkan akan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai permasalahan kesehatan mereka sehingga diharapkan masyarakat akan lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. Begitu juga dengan keluarga Tn.L setelah dilakukan beberapa tindakan untuk menyelesaikan masalah yang ada, kini keluarga Tn.L sudah lebih memahami apa dan bagaimana cara mengatasi masalah kesehatannya.

B.     Saran

      1.    Kepada Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam lagi mengenai kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan pada keluarga.

      2.    Kepada Keluarga
Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat mengenali masalah kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara mandiri.

      3.    Kepada Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang dapat memberikan semangat bagi para mahasiswa.
                                                  


DAFTAR PUSTAKA

Ari Kunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (edisi revisi V) cetakan kedua belas.  Jakarta  : Rhineka Cipta.
Nasrul Effendy. (1998). Dasar-dasar kesehatan masyarakat. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Saifudin, Abdul Bahri. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta : JHPIEGO.

Utami Roesli, 2009. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta : Banyu Media.

Varney, Hellen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.


1 komentar: