MAKALAH
KEWIRAUSAHAAN PARADIGMA KEPEMIMPINAN
“KEPEMIMPINAN
YANG EFEKTIF”
DOSEN PEMBIMBING :
Nunik Endang Sunarsih, S. Si.T., M. PH
Disusun Oleh:
Asti Norma
(120200521)
Program Studi DIII Ilmu Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata
YOGYAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT.
Atas rahmat,taufik dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyusun makalah
paradigma kepemimpinan yang berjudul “Kepemimpinan yang Efektif” ini dengan
baik.
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas perkuliahan kewirausahaan,
selain itu dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang kepemimpinan
yang efektif di masyarakat .
Kami mengucapkan terima kasih kepada
ibu Nunik Endang Sunarsih, S. Si.T M. PH., yang telah membimbing dalam
pembuatan makalah ini serta teman-teman yang telah ikut berpartisipasi.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah
selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca
sebagai mana yang di harapkan.
Yogyakarta,
Oktober 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akhir-akhir ini banyak orang membicarakan masalah krisis
kepemimpinan. Banyak orang mengatakan bahwa pada zaman sekarang sangat sulit
mencari kader-kader pemimpin pada berbagai tingkatan. Orang pada zaman sekarang
cenderung mementingkan diri sendiri dan tidak atau kurang perduli pada
kepentingan orang lain, dan kepentingan lingkungannya.
Krisis kepemimpinan ini disebabkan karena makin langkanya
keperdulian pada kepentingan orang banyak, dan kepentingan lingkungannya.
Sekurang-kurangnya terlihat ada tiga masalah mendasar yang menandai kekurangan
ini. Pertama adanya krisis komitmen. Kebanyakan orang tidak merasa mempunyai
tugas dan tanggung jawab untuk memikirkan dan mencari pemecahan masalah
kemaslahatan bersama, masalah harmoni dalam kehidupan dan masalah kemajuan
dalam kebersamaan Kedua, adanya krisis kredibilitas. Sangat sulit mencari pemimpin
atau kader pemimpin yang mampu menegakkan kredibilitas tanggung jawab.
Kredibilitas itu dapat diukur misalnya dengan kemampuan untukmenegakkan etika
memikul amanah, setia pada kesepakatan dan janji, bersikap teguh dalam
pendirian, jujur dalam memikul tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
padanya, kuat iman dalam menolak godaan dan peluang untuk menyimpang. Ketiga,
masalah kebangsaan dan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Saat ini
tantangannya semakin kompleks dan rumit.
Kepemimpinan sekarang tidak cukup lagi hanya mengandalkan
pada bakat atau keturunan. Pemimpin
zaman sekarang harus belajar, harus membaca, harus mempunyai pengetahuan
mutakhir dan pemahamannya mengenai berbagai soal yang menyangkut kepentingan
orang-orang yang dipimpin. Juga pemimpin itu harus memiliki kredibilitas dan
integritas, dapat bertahan, serta melanjutkan misi kepemimpinannya. Kalau
tidak, pemimpin itu hanya akan menjadi suatu karikatur yang akan
menjadi cermin atau bahan tertawaan
dalam kurun sejarah di kemudian
hari.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa arti kepemimpinan efektif?
2. Apa saja kriteria pemimpin?
3. Bagaimana perilaku pemimpin?
4. Bagaiman cara mengambil keputusan seorang pemimpin?
5. Bagaimana gaya kepemimpinan yang efektif?
1. Apa arti kepemimpinan efektif?
2. Apa saja kriteria pemimpin?
3. Bagaimana perilaku pemimpin?
4. Bagaiman cara mengambil keputusan seorang pemimpin?
5. Bagaimana gaya kepemimpinan yang efektif?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui arti kepemimpinan efektif.
2. Untuk mengetahui apa saja kriteria seorang pemimpin.
3. Untuk mengetahui bagaimana perilaku pemimpin.
4. Untuk mengetahui bagaiman cara mengambil keputusan seorang pemimpin.
5. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang efektif.
1. Untuk mengetahui arti kepemimpinan efektif.
2. Untuk mengetahui apa saja kriteria seorang pemimpin.
3. Untuk mengetahui bagaimana perilaku pemimpin.
4. Untuk mengetahui bagaiman cara mengambil keputusan seorang pemimpin.
5. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Arti Kepemimpinan
Secara umum, kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses
mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas tugas dari orang-orang dalam
kelompok. Kepemimpinan berarti melibatkan orang lain, yaitu bawahan atau
karyawan yang akan dipimpin. Kepemimpinan juga melibatkan pembagian kekuasaan
(Power). Pemimpin mempunyai power yang lebih besar dibandingkan dengan yang
dipimpin. Power tersebut datang dari beberapa sumber, diantaranya adalah:
Reward power, Coercive power, Legitimate power, Referent power, dan Expert
power.
Manajer secara umum, mempunyai keahlian yang lebih tinggi,
dibandingkan bawahannya, manajer dapat juga mempunyai kekuasaan referensi yang
mendorong bawahan ingin meniru perilaku menejer, meskipun kekuasaan yang
terakhir ini barangkali tidak sebesar kekuasaan sebelumnya.
Pemimpin tidak sama dengan manajer. Pemimpin biasanya
dikaitkan dengan orang yang mempunyai semangat yang tinggi, kharisma yang
tinggi, dan kemampuan memotifasi orang lain yang sangat tinggi. Sementara
Manajer biasanya dikaitkan dengan orang yang mampu merencanakan, mengelola, dan
mengendalikan organisasi dengan baik, tetapi tidak mempunyai kemampuan
memotifasi orang lain dengan baik. Presiden Soekarno barangkali contoh seorang
pemimpin yang efektif, karena hanya dengan pidatonya, beliau mampu menggerakkan
bangsa Indonesia melawan penjajah. Sementara para manajer biasanya memotifasi
karyawannya dengan intensif gaji.
Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan orang lain supaya
bekerja sama di bawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai atau
melakukan suatu tujuan. Seorang pemimpin itu adalah berfungsi untuk memastikan
seluruh tugas dan kewajiban dilaksanakan di dalam suatu organisasi. Seseorang
yang secara resmi diangkat menjadi kepala suatu group I kelompok bisa saja ia
berfungsi atau mungkin tidak berfungsi sebagai pemimpin. Seorang pemimpin
adalah seseorang yang unik dan tidak di wariskan secara otomatis tetapi seorang
pemimpin haruslah memiliki karekteristik tertentu yang timbul pada situasi
-situasi yang berbeda
Menurut John. R. Schermer Horn : “Untuk menjadi seorang
manajer tidaklah suatu yang mudah. Untuk menjadi manajer berarti berani untuk
bertindak secara efektif dalam arti menyeluruh dalam perencanaan (planning),
organisasi (organizing), memimpin dan mengendalikan. Kepemimpinan yang sukses
adalah suatu kemauan tetapi bukan dalam kondisi sukses managerial. Seorang
manajer yang baik, maka akan baik pula kepemimpinannya, tetapi seorang yang
baik kepemimpinannya belum tentu baik dalam manajer yang baik manajer.
Kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi aktivitas individu
atau kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Ricky W. Griffin membagi
pengrtian kepemimpinan menjadi dua konsep, yakni penerapannya sebagai proses
dan sebagai atribut.
B. Kriteria Seorang Pemimpin
Siapa orang yang bisa diangkat atau dipilih untuk menjadi
pemimpin. Untuk menjawab pertanyaan ini perlulah kita menentukan kriteria yang
akan dipakai untuk memilih pimpinan tersebut. Seorang pemimpin itu haruslah
paling sedikit mampu untuk memimpin para bawahan untuk mencapai tujuan
organisasi dan juga mampu untuk menangani hubungan antar karyawan. Mempunyai
interaksi antar personnel yang baik dan mempunyai kemampuan untuk bisa
menyesuaikan diri dengan keadaan Sebagai sifat yang berguna bagi pemimpin yang
dapat dipertimbangkan adalah :
1. Keinginan Untuk Menerima Tanggung
Jawab.
2. Kemampuan Untuk Bisa ”Perceptive”
3. Kemampuan untuk bersikap Objektif.
4. Kemampuan Untuk Menentukan
Perioritas
5. Kemampuan untuk berkomunikasi
C. Prilaku Pemimpin
Pemimpin yang efektif kelihatannya tidak mempunyai
sifat-sifat yang berbeda dengan mereka yang tidak efektif sehingga para ahli
perilaku management tidak lagi meneliti tentang apa persayaratan ( kriteria )
seorang pemimpin yang efektif melainkan para ahli ini meneliti tentang hal-hal
yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif.Bagaimana mereka mendelegan
tugas,bagaimana mereka mengambil keputusan, bagaimana mereka berkomunikasi dan
memotivasi para bawahan Seorang pemimpin memang harus memiliki kualitas
tertentu (Kriteria tertentu) namun disamping itu ada suatu cara terbaiak untuk
memimpin tidak seperti kwalitas pemimpin, maka perilaku pemimpin merupakan
sesuatu yang dapat dipelajari, jadi seseorang yang dilatih dengan kepemimpinan
yang tepat akan bisa menjadi pemimpin yang efektif. Perilaku pemimpin ini
disebut juga Gaya Kepemimpinan (Style of Leadership).
Berbagai gaya kepemimpinan telah diteliti dan ditemukan bahwa
setiap pemimpin telah diteliti dan ditemukan bahwa setiap pemimpin bisa
mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain, dan
tidak mesti suatu gaya kepemimpinan yang satu lebih baik atau lebih jelek
daripada gaya kepemimpinan yang lainya. Para ahli mencoba mengelompokkan gaya
kepemimpinan dengan menggunakan sutu dasar tertentu. Dasar yang sering
dipergunakan adalah tugas yang dirasakan harus dilakukakan oleh pemimpin,
Kewjiban yang pimpinan harapakan diterima oleh bawahan dan falsafah yang dianut
oleh pimpinan untuk pengembangan dan pemenuhan harapan para bawahan. Ada
berbagai gaya kepemimpinan antara lain :
1. The anthocratic leader
2. The Paticipative Leader
3. The Free Rein Leader
D. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah pekerjaan mental setiap orang
yang disebut manajer (pimpinan), untuk memecahkan masalah-masalah yang selalu
timbul setiap hari dan setiap saat. Kegiatan pengambilan keputusan diperlukan
dalam setiap organisasi apapun, baik organisasi yang besar maupun yang kecil.
Hal ini berarti kegiatan pengambilan keputusan diperlikan di dalam perusahaan,
instasi pemerintah, kemiliteran, bahkan dalam organisasi yang terkecil yaitu
keluarga. Seorang manajer atau pimpinan yang dalam pengambilan keputusan cepet
dan tepat, maka manajer atau pimpinan tersebut dapat dinilai berhasil, dan
sebaliknya bila keputusan yang diambil kurang cepat dan tepat maka dapatlah
diambil suatu kesimpulan bahwa manajer atau pimpinan itu kurang berhasil.
Pengambilan keputusan dapat dilihat sebagai salah satu
fungsi seorang pemimpin . Dalam pelaksanan kegiatan untuk menerjemahkan berbagi
keputusan berbagai alternatif dapat dilakukan dan untuk itu pemilihan harus
dilakukan. Pengambilan keputusan adalah soal yang berat karena sering
menyangkut kepentingan banyak orang.Tidak ada sesuatu yang pasti dalam
pengambilan keputusan . Pemimpin harus memilih diantara alternatif yang ada dan
kemungkianan implikasi atau akibat suatu pengambilan keputusan tertentu.
1. Hakekat Pengambilan Keputusan
2. Langkah-langkah Pengambilan
Keputusan
a. Mengetahui hakekat dari pada masalah
yang dihadapi, dengan perkataan lain mendefinisikan masalah yang dihadapi itu
dengan setepat-tepatnya;
b. Mengumpulkan fakta dan data yang
relevant
c. Mengolah fakta dan data tersebut ;
d. Menentukan beberapa alternatif yang
mungkin ditempuh;
e. Memilih cara pemecahan dari
alternatif-alternatif yang telah diolah dengan matang;
f. Memutuskan tindakan apa yang hendak
dilakukan ;
g. Menilai hasil-hasil yang diperoleh
sebagai akibat daripada keputusan yang telah diambil.
E. Gaya Kepemimpinan Yang Efektif
Mengatur orang (dalam istilah karenanya ”memimpin orang”)
adalah suatu hal yang ’gampang-gampang susah’, karena orang yang diatur
(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin / manajer) sering mempunyai
pendapat, dan pengalaman, kematangan jiwa, kemauan dan kemampuan menghadapi
situasi yang berbeda. Kemauan dan kemampuan bawahan berfareasi yaitu :
1. Ada bawahan yang tidak mau dan tidak
mampu.
2. Ada bawahan yang mau, tetapi tidak mampu.
3. Ada bawahan yang tidak mau, tetapi
mampu ,dan
4. Ada bawahan yang mau dan mampu.
Bagaimana seorang manajer mengatur bawahan yang mempunyai
kemauan dan kemampuan yang berbeda-beda tersebut? Untuk menjawab pertanyaan
diatas, kita dapat berpaling pada teori kepemimpinan menurut situasi yang
dikemukakan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard.
Menurut kedua pakar tersebut, tidak satu cara yang terbaik
untuk mempengeruhi perilaku orang-orang. Gaya kepemimpinan yang efektif adalah
kepemimpinan yang disesuaikan dengan tingkat kedewasaan bawahan yang akan
dipengaruhi pemimpin.
Ada pemimpin yang cenderung berperilaku tugas atau
mengarahkan (Task / Directive behavior), yaitu selalu memberi petunjuk kepada
bawahan. Pemimpin jenis ini selalu menerapkan komunikasi satu arah dengan
menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan anggota staf serta bilamana, diman,
dan bagaiman cara pelaksanaannya. Dan ada pula pemimpin yang cenderung
berperilaku sportif / hubungan (Suportive / Relationship behavior), yaitu
pemimpin tersebut menerapkan komunikasi dua arah dengan memberikan dukungan
sosio-emosional (Socioemotional suport), sambaran-sambaran psikologis /
semangat (psychological strokes), dan pemudahan perilaku
(Facilitatingbehaviors).
Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin adalah
apabila ia dapat mengidentifikasikan tingkat kedewasan individu atau kelompok
bawahan yang hendak ia pengaruhinya, dan menerapkan gaya kepemimpinan yang
sesuai. Dengan kata lain, efektifitas seseorang menajer dalam memimpin
bawahannya banyak tergantung dari situasi dan kematangan bawahannya, tidak ada
gaya kepemimpinan yang paling baik dan tidaklah tepat menerapkan gaya
kepemimpinan yang sama p-ada setiap saat / situasi yang di hadapinya. Konsep
kepemimpinan situasional ini telah dapat membekali manager dengan pedoman untuk
menentukan hal-hal yang perlu lakukan terhadap bawahan dalam berbagai situasi.
F.
Sikap Kepemimpinan yang Efektif
Pemimpin yang efektif dan bawahan yang
termotivasi akan berdampak positif ke dalam dan luar perusahaan. Efektif
diartikan memberikan dampak positif, orientasi hasil, produktif, berdaya guna
dan
berkeinginan kuat untuk sukses.
Pemimpin
dan bawahan ibarat Yin dan Yang, dua karakter berbeda dan bertolak belakang.
Jika dipadukan dengan benar akan menciptakan situasi dinamis, sinergi positif
dan kekuatan besar. Maka 8 sikap kepemimpinan yang efektif dapat dipelajari
berikut ini:
1. Vision
Pemimpin yang ingin
sukses membutuhkan visi, agar arah dan tujuan perusahaan terlihat jelas
sekarang dan mendatang. Pemimpin yang efektif selalu berupaya menanamkan visi
kepada karyawannya agar pikiran dan tindakan selaras dan konsisten dengan
tujuan perusahaan. Pemimpin yang visioner akan membuat karyawannya bergerak
dengan semangat tinggi dan bergelora dalam bekerja.
2. Transformational
2. Transformational
Kepemimpinan yang
membangun dan servant leadership (pemimpin yang melayani) akan
mengungkit motivasi bawahannya. Pemikiran yang transformasional menjadikan tim
kerjanya bergerak dan berubah lebih cepat demi meraih kemajuan.
3. Balancing Between Reward and Punishment
3. Balancing Between Reward and Punishment
Pemimpin dapat
melakukan keseimbangan dalam mengelola perusahaan. Yang berprestasi dan
berkontribusi akan mendapatkan promosi jabatan, kenaikan gaji, pujian dll.
Sementara yang tidak mampu akan menerima sangsi peringatan agar mau bangkit dan
berubah atau pemecatan. Dengan sikap ini pemimpin menciptakan keseimbangan perlakuan
secara fairness atau berkeadilan yang mendorong semua orang memberikan
kinerja terbaiknya.
4. Good Listener
4. Good Listener
Pemimpin yang efektif
akan meramu semua informasi yang didengar dari semua pihak tanpa kecuali.
Kemudian menganalisis sesuai dengan kenyataan di lapangan dan mengambil
tindakan.
5. Anger Management
5. Anger Management
Ketika perusahaan
mengalami hambatan dan masalah, pemimpin dapat melakukan dorongan lebih keras
seperti ekspresi marah. Mengelola kemarahan atau anger management
memerlukan kontrol emosi yang cerdas. Artinya, ekspresi marah dituangkan
sebagai bentuk shock therapy dan lecutan agar semua orang sadar akan
situasi yang buruk dan bergerak melakukan pembenahan.
6. Discipline Oriented
Disiplin bisa
dijadikan budaya perusahaan karena mengandung makna positif dan membangun.
Disiplin akan mengangkat moral karyawan dalam pekerjaan dengan fokus kepada
sasaran yang hendak dicapai.
7. Cybernetics Control
7. Cybernetics Control
Metode kontrol ini
seperti jaringan atau sibernetika yang berkesinambungan dan saling terhubung
antara informasi yang satu dengan lainnya. Dengan melihat langsung ke lapangan
akan mempertajam dan melengkapi intuisinya sebagai pendengar yang baik.
8. Meritocracy
8. Meritocracy
Pemimpin yang efektif
akan menciptakan karyawan sebagai aset bernilai tinggi dan ujung tombak
perusahaan. Maka penempatan karyawan andal dapat dilakukan melalui sistem
meritokrasi yaitu berdasarkan kemampuan, prestasi, dan talenta.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seorang pemimpin yang efektif harus mempunyai keberanian
untuk mengambil keputusan dan memikul tanggung jawab atas akibat dan resiko
yang timbul sebagai konsekwensi daripada keputusan yang diambilnya Tentunya
dalam mengambil keputusan. Seorang pemimpin harus punya pengetahuan,
keterampilan, informasi yang mendalam dalam proses menyaring satu keputusan
yang tepat. Disamping itu, seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang
dapat mempengaruhi dan mengarahkan segala tingkah laku dari bawahan sedemikian rupa
sehingga segala tingkah laku bawahan sesuai dengan keinginan pimpinan yang
bersangkutan.
Untuk itu seorang pemimpin setidaknya harus memiliki
kriteria-kriteria tertentu, misalnya kemampuan bisa "perceptive" dan
objektif. Dalam mengarahkan dan memotivasi bawahan agar melakukan pekerjaan
dengan sesuai, seorang pemimpin bisa memilih suatu gaya kepemimpinan tertentu
apakah gaya autokratis, gaya partisipatif dan bahkan gaya Free Rein yang sesuai
dengan situasi dan lingkungan para bawahan. Hanya dengan jalan demikian
pencapaian tujuan dapat terlaksana dengan efisien dan efektif.
B. SARAN
Marilah kita menjadi pribadi-pribadi
yang perbedaannya adalah kemampuan untuk mengubah yang biasa, menjadi yang luar
biasa. Perhatikanlah, sebuah organisasi, tidak mungkin bisa bergerak mendekati
bentuk kreatifitas apapun, bila sang pemimpin menjadikan dirinya sendiri
sebagai contoh utama dalam penolakan cara-cara yang lebih baik. Darimana
memulainya?
1. Seperti dalam hal apapun.
2. Mulailah dari diri kita sendiri.
3. Anda adalah seorang khalifah.
DAFTAR PUSTAKA
Aun Falestian Faletehan. 2006. Dasar-dasar
manajemen. Fakultas Dakwah. Surabaya:IAIN Sunan Ampel.
Billy Ternardhi. 8 Sikap Kepemimpinan yang Efektif.
Majalah Luar Biasa Edisi Oktober
2013.
Drs.Amin Tunggal Ak MBA. 2002 Manajemen
Sutatu Pengantar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
M. Manulang. 1990. Manajemen
Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar