Senin, 16 Desember 2013

Journey of Life


Friday, November 29th 20013


Dalam menjalin sebuah hubungan, marah atau bersikap acuh tak acuh itu mungkin saja diperlukan. Yea, mungkin. Yang  jadi masalah sekarang, gimana kalo marah itu sulit? Gimana kalo mau jutek itu harus rela nahan senyum sama ketawa yang emang bener-bener nyiksa otot-otot wajah yang udah kerasa kaku?

Di antara semua asumsi yang mengatakan marah itu perlu, jutek itu dibutuhkan dalam menjalin sebuah ikatan, gue adalah orang yang engga setuju. Kenapa? There’s no reason. Just only based on pengalaman gue berkali-kali terutama sekarang ini nih, gue mau marah tapi alhasil malah ketawa yang gue ungkapin. Dengan catatan, masalah di sini bukan masalah gede yang ngga bakal selesai dengan diam dan senyuman. 

Emang sih, gue bukan peneliti syaraf hati atau pakar-pakar asmara kayak orang-orang terdahulu. Gue cuma berpendapat atas apa yang gue rasain sendiri. Mungkin beda atau bisa  jadi sama dengan orang lain. Semua bisa berpendapat, semua boleh ngungkapin apa yang dirasain. Right??
Kenapa sih kita harus marah sama orang yang kita sayang? Kenapa kita harus berpura-pura kesel dan ngga peduli sama keadaan yang paling kita nantikan?

Persoalan tentang cinta dan realitanya adalah hal masih gue cari kuncinya sampe sekarang. Ngga tau kapan bisa ngebuka misterinya,  yang jelas berkelana menyusuri lembah bathin itu hal yang ngga mudah dan butuh banyak maha guru buat jadi pemandu arah jalan kita ke depan. Kadang ada tikungan, kadang selalu cuma jalan lurus yang membosankan, atau bahkan jalan terjal yang butuh kesabaran dan pengorbanan. Kerikil-kerikil kecil yang ada di depan itu ngga perlu dipeduliin banget-banget. Cukup senyum dan say “Hi..”  toh, masih banyak bunga-bunga indah di sekeliling  yang juga wangi buat kita nikmatin ketimbang ngabisin waktu buat si kerikil yang bakal selalu ada sepanjang jalan.

Batu besar atau jalan terjal bisa muncul tiba-tiba. Di situlah kita perlu sama yang namanya kerja sama. Bukan dari seberapa banyak yang berperan, tapi dari seberapa jauhkah peran mereka itu yang perlu dipertimbangkan. One direction dengan satu misi yang sama. Kalo batu besar sama jalan terjal aja bisa dilewatin, kanapa ngga kita lanjut ke zona bathin yang lebih menantang? Itulah hidup. Mendidik kita buat jadi orang yang kuat, terutama saat berkelana dalam lembah bathin. Keep spirit and find the key!



~Masalah kecil kita akan jadi sesuatu yang telah lewat dan ngga akan aku ambil fikir. Hati ini selalu punya celah untuk memaafkanmu. Bibir ini selalu punya senyum untuk memperindah hari-harimu. Tangan dan tubuh ini akan selalu mendekapmu, memberi ketenangan dalam setiap hembusan nafasmu. Hati dan jiwaku, seutuhnya hanya milikmu.~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar