Senin, 16 Desember 2013

Pengaruh Suntik Vitamin C Terhadap Kesehatan




ARTIKEL BAHASA INDONESIA
tentang
Pengaruh Suntik Vitamin C Terhadap Kesehatan







Dosen Pengampu:

Sabjan Badio






Disusun Oleh:

ASTI NORMA



STIKES ALMA ATA
Jalan Ringroad Baratdaya Nomor 1, Tamantirto
YOGYAKARTA
2012





Pengaruh Suntik Vitamin C
Terhadap Kesehatan


A. Pendahuluan

            Di era modern seperti sekarang ini, memiliki kulit putih kenyal dan berseri merupakan impian sebagian besar orang. Tidak hanya wanita, kaum pria pun banyak yang menginginkan keindahan kulit. Terkadang, kecantikan kulit memang menjadi kebutuhan penting, terutama bagi kalangan selebiti. Mereka bahkan rela mengeluarkan banyak uang dan tenaga untuk sekedar mendapatkan kulit yang putih, bersih, dan halus tersebut. Tak heran, banyak orang yang kemudian meniru tips-tips kecantikan dari televisi, apalagi jika hal tersebut diakukan oleh selebriti idola mereka.
            Kulit cantik dan indah dapat diperoleh melalui berbagai cara, mulai dari cara sederhana yang membutuhkan kesabaran dan waktu yang lama, hingga cara-cara instan yang tidak memerlukan banyak waktu. Contoh dari cara sederhana adalah dengan mandi minimal 2 kali dalam sehari, mengonsumsi buah yang banyak mengandung vitamin, mengindari paparan sinar matahari secara langsung, dan sebagainya. Sedangkan cara mendapat kulit putih berseri secara instan adalah dengan melakukan suntik vitamin C. Namun, amankah cara mendapat kulit putih berseri dengan suntik vitamin C ini?

B. Pengertian Vitamin C

            Vitamin adalah senyawa organik yang terdiri atas otom karbon, hidrogen, dan tidak jarang mengandung oksigen, nitrogen, dan atau sulfur. Vitamin dibutuhkan dalam jumlah kecil meski memiliki fungsi yang sangat esensial. Di antara beberapa jenis vitamin yang telah ditemukan, vitamin C dijuluki raja vitamin atau The Master of Nutrient karena jika kebutuhan optimal vitamin C  dalam tubuh terpenuhi, maka banyak penyakit yang bisa dihindarkan bahkan disembuhkan.

C. Peranan Vitamin C dalam Tubuh

            Vitamin C dikenal sebagai senyawa dalam tubuh yang dibtuhkan dalam berbagai proses penting mulai dari pembuatan kalogen (protein berserat yang membentuk jaringan ikat pada tulang, berfungsi seperti lem, merekatkan sel-sel kulit tulang dan otot sehingga luka, patah tulang dan memar cepat sembuh), pengangkut lemak, pengangkut elektron dari berbagai reaksi enzimatik, pemacu gusi yang sehat, pengatur tingkat kolesterol yaitu meningkatkan kadar kolesterol HDL (baik) dan mencegah terbentuknya kolesterol LDL (jahat), membantu sistem syarar bekerja dengan baik, menghambat penyumbatan pada  pembuluh darah, mencegah influenza, dan memperlambat timbulnya katarak (kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan buta) terhadap mata, serta pemacu imunitas (daya kekebalan tubuh).
            Selain itu, vitamin C bersifat antioksidan mampu melawan radikal bebas (molekul tak stabil karena kehilangan elektron), manfaatnya bagi kulit  adalah mempertahankan dan membentuk kolagen sehingga kulit tetap kenyal dan lentur, mengurangi pembentukan melanin sehingga kulit akan berwarna lebih terang, melindungi kulit dari sinar UV (terbakar, flek, kanker, alergi) dan radikal bebas dari lingkungan, juga mempercepat penyembuhan luka.
            Jika asupan vitamin C kurang, pembentukan kolagen terganggu sehingga sel-sel tak bisa saling melekat. Kekurangan vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah diiringi kerusakan jaringan bawah kulit dan usus, pembuluh darah bocor, luka sukar sembuh, rentan infeksi, hingga tulang menipis atau keretakan tulang. Pada pria, dampak lanjut kekurangan vitamin C adalah menurunnya kesuburan dan meningkatnya resiko kerusakan gen pada sperma yang dapat menyebabkan cacat pada bayi.
            Gejala awal defisiensi (kekurangan) vitamin C adalah badan lesu, lunglai, pegal pada persendian, sariawan, kulit pecah-pecah, gigi goyah, keretakan gigi, dan feses mengandung darah yang disebut dengan bloody stols, Nuracmah (2001).


D. Dosis Anjuran dan Sumber Vitamin C

            Menurut  Intisari (1998) yang dikutip oleh Winarti (2010), takaran yang dianjurkan untuk konsumsi vitamin C adalah 30-45 mg/hari bagi anak-anak, 60 mg/hari bagi wanita dewasa, dan 60 mg/hari bagi pria dewasa. Namun, terdapat kontroversi yang cukup tajam mengenai dosis optimal vitamin C untuk mempertahankan kesehatan prima. Menagcu pada RDA (Recomended Dietary Allowances), maka anjuran konsumsi vitamin C adalah 60-100 mg/hari. Sementara untuk pengobatan berbagai enyakit dosisnya bisa mencapai 10-20 gram/hari. Anjuran ini terbukti dapat mencegah skorbud.
            Berdasarkan artikel dari Puskesmas Tulakan Pacitan di http://www.analisadaily.com, kebutuhan harian yang disarankan untuk vitamin C adalah: bayi (0-6 bulan) 40 mg, bayi (7-12 bulan) 50 mg, anak (1-3 tahun) 15 mg, anak (4-8 tahun) 25 mg, anak (9-13 tahun) 45 mg, remaja pria/wanita (14-18 tahun) 75 mg/65 mg, dewasa pria/wanita 90 mg/75 mg, ibu hamil 85 mg, ibu menyusui 120 mg dan kebutuhan untuk perokok 35 mg/hari lebih tinggi dibanding non perokok. Sel–sel tubuh menjadi jenuh oleh vitamin C pada dosis 4000 mg per hari. Jadi konsumsi di atas dosis ini tidak memberikan manfaat tambahan.
            Robert Catchat yang mempunyai pengalaman mengobati pilek, hepatitis, dan kanker pada 13.000 pasien, menyarankan pengobatan dengan teknik toleransi perut. Teknik ini tidak menyebutkan jumlah vitamin C yang harus dikonsumsi, tetapi tubuh diminta menentukan sendiri kebutuhan vitamin ini. Teknik toleransi perut akan menunjukkan vitamin C yang dikonsumsi berlebihan atau tidak berdasarkan timbul atau tidaknya diare. Hal ini karena larutan vitamin C yang pekat dalam sel usus halus akan menarik air dari sekeliling sel. Jadi, dosis optimum vitamin C adalah persis di bawah dosis yang menyebabkan diare.
            Vitamin C tidak didapatkan pada bahan berlemak dan hanya sedikit pada  susu, hal ini dikemukakan oleh Mahran dan Mubasyir (2006) dalam buku Al Qur'an Bertutur tentang Makanan dan Obat-obatan. Sumber vitamin C sebagian besar adalah buah-buahan dan sayuran segar.  Buah yang kaya akan vitamin C adalah buah jeruk, jeruk nipis, nanas, mangga, jambu biji, jambu monyet, dan jambu air sedangkan pada pisang, apel, pear, dan pearch memiliki kandungan vitamin C yang rendah. Sayuran yang mengadung vitamin C adalah bayam, brokoli, lebak, bawang merah, kubis, kentang, daun singkong,  dan cabe hijau.
            Vitamin C mudah larut dalam air dan mudah  rusak oleh oksidasi, panas, dan alkali. Oleh karena itu, agar vitamin C tidak banyak hilang, sebaiknya dihindari pengirisan dan penghancran yang berlebihan pada bahan makanan. Vitamin  C juga dapat hilang melalui proses pemasakan yang terlalu lama atau hingga makanan menjadi empuk, Winarti (2010).


E. Jenis-jenis Vitamin C

            Vitamin C tersedia dalam berbagai bentuk. Baik vitamin C alami maupun sintetik, jika keduanya berbentuk L-ascorbic acid maka tidak memiliki perbedaan kinerja. Jenis vitamin C menurut http://www.analisadaily.com antara lain:
1.      Asam ascorbat (L-ascorbic acid)
Ini adalah jenis vitamin C yang digunakan tubuh. Meski bersifat asam, kekuatan asamnya jauh lebih rendah dibanding asam lambung. Jenis vitamin C ini juga lebih murah dibanding bentuk vitamin C lainnya.
2.      Garam askorbat
Sifat asam vitamin C dinetralkan oleh garam sodium atau kalsium sehingga dianggap lebih aman bagi lambung. Dalam 1000 mg sodium askorbat terkandung 131 dan 114 mg vitamin C.
3.      Vitamin C dengan bioflavonoid
Bioflavonoid adalah zat warna tanaman yang biasanya ditemukan dalam buah atau sayur yang kaya akan vitamin C. Meski bioflavonoid mempunyai sifat antioksidan, baru sedikit penelitian yang menunjukkan bahwa kombinasinya dengan vitamin C dapat meningkatkan fungsi vitamin C.
4.      Askorbat dan metabolit vitamin C
Mengandung kalsium askorbat ditambah sedikit dehidroaskorbat (asam askorbat yang teroksidasi) dan bahan lain. Meski tujuannya untuk meningkatkan kerja vitamin C, penelitian pada manusia tidak menunjukkan perbedaan dengan asam askorbat.
5.       Askorbil palmitat
Yakni vitamin C yang diesterifikasi dengan asam palmitat (asam lemak). Sering ditambahkan dalam krim kulit untuk memanfaatkan sifat antioksidannya. Askorbil palmitat juga tersedia untuk suplemen minum dan sering disebut vitamin C ester. Namun ini berbeda dengan ester-C yang masuk kategori askorbat dengan metabolit vitamin C.

F. Cara Pemberian Vitamin C

            Vitamin C dapat dikonsumsi secara oral (tablet, sirup, effervescent) dan secara suntikan (intravena dan intramuskular). Khusus untuk kulit, vitamin C yang disuntikkan hasilnya jauh lebih terasa dibanding pengonkonsumsian secara oral. Itulah sebabnya, saat ini suntik vitamin C makin banyak diminati oleh orang-orang yang menginginkan kulit terlihat lebih cerah dan kenyal. Bahkan terapi ini juga bisa membantu penyembuhan penyakit.
            Ada dua cara menyuntik yang kerap dilakukan yaitu dengan intravena dan intramuskular. Untuk suntik vitamin C, cara yang lebih efektif dan aman adalah intravena. Selain itu penyuntikan melalui pembuluh darah (intravena) tidak terlalu menyakitkan dibandingkan penyuntikan ke otot (intramuskular). Penyuntikan ke pembuluh darah dilakukan dilekukan siku bagian dalam seperti ketika melakukan pengambilan darah untuk tes laboratorium atau donor darah.
            Pemberian vitamin C secara suntik memiliki kelebihan dibanding konsumsi oral. Penyerapan Vitamin C  dengan disuntikkan dapat langsung mengikuti peredaran darah. Sedangkan vitamin C bentuk suplemen harus melewati saluran pencernaan terlebih dahulu untuk bisa diedarkan ke darah.
            Pemberian vitamin C dengan cara injeksi biasanya disuntikkan secara intravena 2 sampai 3 kali seminggu atau menggunakan infus yang berlangsung 5 sampai 20 menit 1 kali seminggu. Dengan suntikkan biasa, vitamin C dapat disuntikkan dengan dosis  hingga 1500mg, sedangkan pada infus dengan sesi 30 menit sampai 2 jam, dapat memasukkan hingga 2000mg vitamin C. Tubuh tidak akan benar-benar menyerap dosis besar vitamin C tersebut karena ditujukan adalah untuk memenuhi jaringan sel dengan vitamin C.

G. Pengaruh Suntik Vitamin C bagi Tubuh

            Suntik vitamin C dengan tujuan mencerahkan kulit bisa dilakukan dengan cara menyuntikkan langsung vitamin C ke dalam pembuluh darah. Cara ini lebih efektif karena vitamin C bisa langsung diserap oleh organ-organ tubuh karena melewati pembuluh darah, namun tidak semua vitamin C langsung diserap oleh semua organ. Melalui suntik, vitamin C langsung masuk ke dalam sel tanpa melewati pencernaan lambung dan penyerapan usus yang secara umum mengurangi penyerapan vitamin C pada tingkat sel sampai dengan 95%. Biasanya suntik vitamin C  diberikan dengan dosis 1500 - 2000 mg, padahal sesuai Angka Kecukupan Gizi manusia dewasa hanya berkisar 75- 100 mg/hari, jadi yang mungkin jadi potensi masalah adalah dosisnya yang terlalu berlebihan apalagi jika suntik sering dilakukan.
            Beberapa manfaat suntik vitamin C adalah:
1.      Dapat menjadi Anti-oksidan potensial.
2.      Merangsang produksi collagen alami kulit.
3.      Membantu memperbaiki sel rusak.
4.      Meningkatkan rona dan tekstur kulit.
5.      Meningkatkan kekebalan tubuh.
6.      Membantu pemulihan setelah sakit.

            Kulit menjadi lebih kenyal, tampak segar, bersih dan cerah merona adalah manfaat utama dari melakukan suntik vitamin C. Jika dibandingkan dengan konsumsi vitamin C melalui pencernaan dengan makanan atau suplemen, suntik vitamin C dinilai sebagai suatu langkah yang lebih tepat sasaran. Vitamin C dapat langsung sampai di wajah, bukan untuk kebutuhan tubuh yang lain. Maka dari itu wajah dapat dengan cepat menunjukkan pengaruh positif dari vitamin C.
            Kulit kenyal yang didapat dari suntik vitamin C ini menurut sebagian besar orang bertahan relatif lama. Jika dibandingkan dengan penggunaan kosmetik dan produk kecantikan yang mana kulit wajah hanya akan tampak bagus dan sehat setelah pemakaian produk tersebut saja. Setelah berhenti memakai produk tersebut, maka kulit akan kembali kusam dan tidak bagus. Pada suntik vitamin C, hal ini tidak terjadi karena efeknya bisa dikatakan cukup lama meskipun seorang hanya melakukan satu kali suntik vitamin C saja.
            Suntik vitamin C juga memiliki beberapa dampak negatif yaitu:
1.      Tubuh merasa lelah,sakit kepala,insomnia,mual dan mutah.
2.      Jika disuntikkan secara intra muscular/pantat kadang bisa menyebabkan bengkak dan sakit pada tempat suntikan sementara. Jika secara  intra vena/lengan dan penyuntikan dilakukan dengan cepat dapat menyebabkan pusing dan pingsan.
3.      Dapat menyebabkan hemolisis pada penderita defisiensi G-6-PD.
4.      Vitamin C dosis besar dapat berbahaya terutama pada penderita talasemia,leukimia dan hemokromatisMeskipun vitamin C larut dalam air yang mana bila asupannya berlebihan dapat dikeluarkan secara otomatis melalui urin tapi vitamin C juga memiliki efek samping bila dikonsumsi dengan dosis yang tidak tepat. Balita tak boleh mengkonsumsi lebih dari 400 mg karena bisa diare. Orang dewasa tak boleh mengkonsumsi lebih dari 2000 mg sehari karena selain dapat menyebabkan maag juga dapat mengganggu kerja ginjal.
5.      Suntik vitamin C yang juga dapat menyebabkan terjadinya batu ginjal. Pada seseorang yang memiliki keturunan penyakit ini, vitamin C yang berlebih dapat mengendap menjadi kristal apalagi bila orang tersebut kurang minum air putih tiap harinya. Gejala yang dirasakan pada pengidap batu ginjal adalah rasa pegal dan sakit di daerah pinggang. Bila timbul gejala ini setelah penyuntikan vitamin C maka harus segera dihentikan pemberian vitamin C. Sebaiknya juga seseorang yang terbukti memiliki keturunan penyakit batu ginjal tidak melakukan penyuntikan vitamin C.
6.      Pengidap maag juga harus hati-hati, karena vitamin C yang bersifat asam maka sebaiknya konsumsi vitamin C dianjurkan untuk makan terlebih dahulu untuk menghindari rasa perih di daerah lambung.
7.      Penelitian yang dirilis PUBMED, menyimpulkan bahwa vitamin C dapat meningkatkan jumlah melanin di kulit. Melanin adalah zat warna di kulit yang membuat kulit tampak lebih gelap, sehingga suntik vitamin C malah bisa membuat kulit berwarna lebih gelap dan dapat mengitamkan kulit.
8.      Vitamin C merupakan vitamin larut air, sehingga disuntik sebanyak apapun, vitamin C akan dikeluarkan oleh tubuh melalui ginjal, jadi relatif tidak berefek bila dilakukan suntik vitamin c satu minggu sekali.
9.      Suntik vitamin C dapat menimbulkan alergi kulit seperti gata-gatal hingga overdosis yang mengakibatkan tejadinya reaksi anafilaksis, yaitu reaksi alergi berat yang dapat menimbulkan kematian.


H. Penutup

            Vitamin C terbagi menjadi beberapa jenis yang dapat diserap tubuh melalui oral (mulut) dan melalui injeksi (suntik). Banyak manfaat yang dapat diambil bila mengkonsumsi vitamin C, tapi yang harus perlu diingat bahwa mengkonsumsi vitamin C bukan merupakan terapi utama tetapi merupakan terapi penunjang. Harus berhati-hati mengkonsumsi vitamin C bila mempunyai riwayat penyakit maag dan batu ginjal karena dapat memperberat penyakit ini.


Daftar Pustaka

Nurachmah, Elly. 2001. Nutrisi dalam Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.

Mahran, Jamaluddin dan 'Abdul Hasyim Hanafi Mubasyir. 2006. Al Qur'an Bertutur tentang         Makanan dan Obat-obatan. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Winarti, Sri. 2010. Makanan Fungsional.  Yogyakarta: Graha Ilmu.

Fatma. 2012. “Sntik Vitamin C” dalam
             http://doktercare.com/suntik-vitamin-c.html. Minggu, 11 November 2012

Iwan. 2012. “untik  Vitamin C” dalam
            http://ridwanaz.com/kesehatan/suntik-vitamin-c-apa-lagi-itu-bagiamana-cara-kerjanya/.      Sabtu 24 November 2012
Kompas. 2012. “Putih dengan Suntik Vitamiin C, Perlukah?” dalam             http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/09/25/putih-dengan-suntik-vitamin-c-perlukah-496039.html. Selasa, 25 September 2012, Pukul 12.02 WIB.

Puskesmas Tulakan Pacitan. 2005. “Manafaat da Eek Samping Vitamin C dan Kalogen” dalam             http://puskesmastulakanpacitan.wordpress.com/manfaat-dan-efek-samping-vitamin-c-dan-HYPERLINK "http://puskesmastulakanpacitan.wordpress.com/manfaat-dan-efek-samping-vitamin-c-dan-kolagen/" kolagen/


Wardayati, K Tatik. 2012. “Suntik Vitamin C” dalam
            http://intisari-online.com/read/suntik-vitamin-c-agar-kulit-sehat. Senin 10 Desember 2012,             Pukul 18.44 WIB.

Wardhani, Anita K. 2012. “Suntik Vitamin C” dalam            http://www.tribunnews.com/2012/12/17/masalah-gak-ya-kalau-suntik-vitamin-c. Senin, 17       Desember 2012.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar